Saya agaknya memang excited dengan datangnya pemilu karena insyaallah ini akan menjadi pemilu pertama saya, dan saya percaya bahwa memberikan suara adalah bentuk kontribusi paling sederhana yang bisa saya lakukan untuk negara. Orang yang kita pilih atau "coblos" nantinya kan mengemban amanah mengurusi hajat hidup 250an juta manusia Indonesia. Bukan tugas yang mudah saya rasa, itulah mengapa kita harus memilih orang yang tepat.
Sulitkah memilih?
Bisa ya, bisa tidak.
Jika anda menyadari, kita sebenarnya sudah terbiasa memilih. Saya tanya pada anda, kapan terakhir anda mengikuti ujian dengan sistem multiple choice question? UNAS? UAS? UTS?
Saudara-saudara, sebetulnya kertas suara itu tidak jauh berbeda dengan lembar soal ujian. Bedanya, kalau kertas suara, soalnya satu, pilihannya banyak. Kertas ujian, soalnya 100 pilihannya 5. Dan kalau kita pengalaman ngerjakan ujian, memilih itu mudah, jika kita telah belajar sebelumnya, :)
*lemparan tomat dari pembaca*padahal nggak ada yang mbaca*
Saya paham, pemilu 9 April ini adalah pemilu legislatif. Banyak warna, banyak nama, dan mayoritas, kita nggak kenal siapa-siapa. Saya dengar itu dari rekan rekan pemilih muda, calon pemilih pertama, yang masih sangat awam dengan politik. Mungkin sering kita tidak sengaja baca nama mereka di baliho-baliho yang sudah menghiasi seantero Indonesia sejak tahun lalu. Tapi siapa mereka? Atau barangkali pertanyaan yang lebih krusial adalah, siapa yang harus kita pilih? Siapa orang yang tepat? Siapa yang bisa mewakili kita?
Maaf saudara saudara, ujian yang kita ikuti sekali dalam lima tahun ini tidak ada jawabannya dalam textbook mana pun. Anda cari di perpus, anda order ke techie yang pro download ebook pun, anda ga akan nemu. Saya rasa sejauh ini yang bisa kita lakukan adalah ngepo di world wide web atau rajin-rajinlah baca koran, nonton berita, atau baca majalah berita.
Cara paling mudah adalah pilih partai yang sevisi dengan anda, yang anda yakini bersih atau yang anda percaya bisa melahirkan pemimpin yang amanah. Kalau anda bingung, anda harus cari info sebanyak-banyaknya juga mengenai partai-partai yang mewarnai pemilu. Atau jika anda sudah punya capres dambaan, memilih calegnya akan mengantarkan capresnya lebih dekat ke kursi panas. Cara paling buruk adalah memilih yang warna benderanya sesuai dengan warna favorit anda, atau warnanya sama dengan kostum klub bola favorit anda, jadi itu sangat tidak saya sarankan. Kemudian kepoi kadernya. Cari tahu sepak terjang mereka di dunia politik, karya-karya mereka, kontribusi mereka, syukur-syukur kalau ada yang menulis, maka anda bisa menganalisis pola pikir mereka. Kalaupun ada kader yang anda yakini profesionalitasnya tapi tidak se"warna" dengan anda, tidak masalah. Mengenai kader kader yang sehari-harinya main sinetron, nyanyi dangdut, lengak-lenggok di catwalk dan sebagainya, jangan keburu milih karena atraktif, jangan juga keburu antipati karena anda anggap tidak berpengalaman. Kepolah dengan seksama. Tentukan yang terbaik untuk negara ini.
Capek? Buang pulsa? Ngga punya waktu?
Saudara-saudara, nama-nama tersebut akan jadi legislator. RUU, pembangunan, program kerja pemerintah, merekalah yang menggodok dan mengurusi. Trotoar nggak rapi, siapa yang kita suruh ngerapiin? Jalan bolong-bolong, siapa yang kita harapkan nambal? Lahan kosong dibangun skyscraper asing, siapa yang kita omelin? Pohon di hutan ditebangin, siapa yang marahin? Jalanan macet, siapa yang kita minta bangunin MRT? Kalau anda pikir legislator kerjaannya nggak memberi impact pada kehidupan kita, sepertinya anda yang nggak pernah peduli. Kita bisa menghindari peluang terpilihnya legislator yang kurang baik dengan cara memilih yang baik. Lagipula, pemilu ini cuman sekali dalam lima tahun! Yang anda pilih sekarang akan mengurusi hajat hidup orang Indonesia selama 5 tahun ke depan. Apa jadinya kalau pajak yang dibayar oleh anda atau orang tua anda jatuh ke tangan pihak-pihak yang ternyata tidak mengupayakan kesejahteraan dan kenyamanan hidup anda, atau 250 juta orang Indonesia lainnya. Masalah nanti apakah ternyata pilihan kita terpilih atau tidak, atau ternyata lebih banyak bad guys yang terpilih, wallahua'lam, paling tidak kita sudah berniat untuk mengupayakan perubahan ke arah yang lebih baik untuk Indonesia. Saya yakin itu ada imbalannya :)
Pilihan ada di tangan anda, berhentilah ngomel soal Indonesia kalau belum ada yang bisa anda berikan. Ini adalah saat yang paling tepat untuk ngepo, dan ngepolah sebelum terlambat! Akhir kata, selamat ngepo, selamat nyoblos, selamat berkontribusi untuk negara dan selamat belajar lagi!!